BRMP Sumbar Verifikasi Data Luas Panen Padi ke BPS Pasaman Barat
Simpang Empat (Agustus, 2025) Dalam rangka verifikasi data luas panen padi bulan Juli 2025, BRMP Sumatera Barat menugaskan Tim Liaison Officer (LO) Kabupaten Pasaman Barat Hanif Gusrianto berkunjung ke Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasaman Barat di damping Afdal Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Hortikultura kab. Pasaman Barat , Kamis 21 Agustus 2025
Tim diterima langsung oleh Dwi Susanti, S.ST,. M.I.T Kepala BPS Pasaman Barat. Mengawali pertemuan, Hanif memperkenalkan tugas pokok dan fungsi dari BRMP Sumatera Barat, kemudian dilanjutkan penyampaian data panen.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementan, luas panen padi pada bulan Juli 2025 berjumlah 1.384,27 ha, akan tetapi data potensi luas panen dari Kawasan Sampel Area (KSA) BPS menunjukan angka 281,79 ha dengan demikian terdapat selisih sekitar 1.102,48 ha.
Sementara data luas panen padi bulan Juli 2025 diperoleh dari laporan Luas Tambah Tanam (LTT) padi pada bulan April dan Mei 2025, data tersebut dilaporkan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan kemudian direkap secara berjenjang sampai tingkat nasional.
Tingginya perbedaan data tersebut akan berdampak terhadap rendahnya jumlah Gabah kering Panen (GKP) sehingga bisa mempengaruhi data stok gabah regional yang menyebabkan program sewasembada pangan yang tertuang dalam Asta Cita presiden Prabowo Subianto tidak tercapai khusunya di Sumatera Barat.
Menanggapi hal tersebut Dwi Susanti menyampaikan, data potensi panen bulan Juli diambil sesuai dengan KSA yang sudah baku. Akan tetapi KSA tersebut banyak yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan sehingga terjadi bias yang cukup tinggi, untuk itu Dwi akan mendiskusikan dengan BPS Provinsi, karena penentuan sampel tergantung KSA yg sudah ditetapkan.
Saat ini jumlah KSA di Pasaman Barat sebanyak 50 segmen, 1 segmen luasnya 9 ha total dari 50 segmen luasnya sekitar 450 ha artinya hanya 6.2 % dari jumlah lahan yg dijadikan sampel, dengan demikian KSA yang ada belum mewakili populasi luas baku sawah di Pasaman Barat.
Sebanyak 50 KSA yangg ada di Pasaman Barat hanya mewakili potensi lahan sawah yang hamparannya luas, sedangkan lahan padi sawah dan padi gogo yg ditanam di antara sawit tidak terdata sama sekali. Pada saat pengumpulan data, selama ini BPS hanya mengandalkan mitra yang jumlahnya terbatas tanpa melibatkan dinas pertanian/penyuluh, untuk kedepan Dwi akan merubah sistem tersebut dan akan melibatkan Dinas Pertanian/Penyuluh serta pemerintahan Nagari.
Pada kesempatan tersebut Afdal menyampaikan Luas Tambah Tanam (LTT) padi total merupakan gabungan dari padi sawah dan padi gogo, untuk Pasaman Barat KSA hanya dilakukan pada lahan sawah sedangkan padi gogo tidak termasuk dalam KSA dengan demikian luas tanam dan potensi panen banyak yg tidak tercatat, untuk kedepan semoga KSA di Pasaman Barat bisa bertambah sehingga bisa mewakili luas lahan yang ada. (hg)